Ungkapan "lebih baik mati tanpamu" ini sangat mengerikan. Ungkapan ini menjerumuskan kita kepada pemaknaan cinta yang salah kaprah. Jika kita tidak bisa lagi bersanding dengan suami atau isteri, bukan berarti dunia habis. Bukan berarti perjalanan hidup kita tak berarti. Hidup adalah kesempatan. Kesempatan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada setiap makhluk untuk berbuat baik sebanyak mungkin. Karena perbuatan baik inilah yang nanti diberi balasan kelak di akherat. Cinta memang indah. Namun harus diletakkan pada tempatnya. Pada porsinya pula.
Memaknai cinta secara salah akan merugiakan diri sendiri. Itulah kerjaan setan. Memplesetkan manusia untuk memaknai cinta secara salah. Orang yang memaknai cinta secara salah adalah orang yang tidak sadar akan kesalahannya. Dia berada dalam kondisi terpelesetkan oleh setan. Sehingga pemahaman dan pemaknaannya terhadap cinta seolah-olah benar. Seolah-olah indah. Seolah-olah tulus. Seolah-olah agung. Seolah-olah syahdu. Prinsip utama dalam memahami dan memaknai cinta adalah prinsip "hierarki cinta". Cinta tertinggi kita haruslah kepada Sang Pencipta Cinta itu sendiri, yaitu Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Itu sudah selayaknya. Sebab siapakah yang memberi panca indera? Siapa yang memberi kehidupan bagi anda? Dan yang paling utama adalah siapa yang memberi dan menggerakkan "perasaan cinta" itu sendiri kalau bukan Allah ? Itulah mengapa cinta kita kepada yang non-Allah haruslah benar dan tepat. Baik dalam porsi maupun letaknya.
Cintailah orang yang mencintai dan dicintai Allah. Insya Allah anda akan mendapatkan kebahagiaan akherat dan dunia. Kebahagiaan yang sejati. Bukan semu. Bukan pula sekejap.
Sumber : Cinta Romantis
Memaknai cinta secara salah akan merugiakan diri sendiri. Itulah kerjaan setan. Memplesetkan manusia untuk memaknai cinta secara salah. Orang yang memaknai cinta secara salah adalah orang yang tidak sadar akan kesalahannya. Dia berada dalam kondisi terpelesetkan oleh setan. Sehingga pemahaman dan pemaknaannya terhadap cinta seolah-olah benar. Seolah-olah indah. Seolah-olah tulus. Seolah-olah agung. Seolah-olah syahdu. Prinsip utama dalam memahami dan memaknai cinta adalah prinsip "hierarki cinta". Cinta tertinggi kita haruslah kepada Sang Pencipta Cinta itu sendiri, yaitu Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Itu sudah selayaknya. Sebab siapakah yang memberi panca indera? Siapa yang memberi kehidupan bagi anda? Dan yang paling utama adalah siapa yang memberi dan menggerakkan "perasaan cinta" itu sendiri kalau bukan Allah ? Itulah mengapa cinta kita kepada yang non-Allah haruslah benar dan tepat. Baik dalam porsi maupun letaknya.
Cintailah orang yang mencintai dan dicintai Allah. Insya Allah anda akan mendapatkan kebahagiaan akherat dan dunia. Kebahagiaan yang sejati. Bukan semu. Bukan pula sekejap.
Sumber : Cinta Romantis
Kategori:
Artikel Inspirasi
Posting Komentar