Ada-ada saja ulah para cracker. Setelah sukses meraup data-data kesehatan penting di situs Virginia Prescription Monitoring Program (PMP), seorang cracker langsung minta uang tebusan raksasa, US$ 10 juta atau sekitar Rp 100 miliar.

Memang data yang berhasil dicuri ini tidak sembarangan. Situs Virginia PMP mengandung informasi detail resep obat yang dipakai para pasien di Amerika Serikat. Tujuannya untuk mencegah penyalahgunaan obat-obatan.

"Aku sekarang punya 8,2 juta rekaman pasien dan 35 juta resep. Aku juga menghapus semua data asli. Dengan US$ 10 juta, aku akan dengan senang hati mengembalikannya," demikian inti tuntutan sang cracker yang terpampang di halaman situs.

Ancaman si penjahat cyber tak hanya sampai di situ. Jika tuntutannya tak dituruti dalam waktu seminggu, dia bakal menawarkan data tersebut pada mereka yang berani membayar tinggi. Data ini memang potensial laku karena juga mengandung detail personal pasien.

Kasus ini pun mendapat perhatian dari lembaga investigasi FBI dan kepolisian yang langsung melaksanakan penyelidikan intensif. Demikian seperti dilansir Vnunet dan dikutip detikINET, Kamis (7/5/2009).

sumber : DetikINET.com