Indonesia merupakan anggota terbaru dari ESET Worldwide, selaku produsen anti virus Nod32. ESET Indonesia atau yang memiliki nama resmi PT Prosperita Mitra Indonesia pun optimistis perusahaannya dapat 'menginvasi' Indonesia.
Chrissie Maryanto, Marketing Director ESET Indonesia yakin dengan dukungan yang kuat dari sisi teknologi, ESET akan memperluas pasar anti virus yang sudah ada.
Teknologi yang diandalkan ESET adalah ThreatSense Technology berbasis Advanced Heurictics, yang diklaim berbeda dengan produk anti virus lainnya karena tidak lagi mengandalkan Signature Library.
"Sehingga dapat mendeteksi jenis ancaman baru secara proaktif," imbuh Yudhi Kukuh, Technical Security Consultant ESET Indonesia dalam keterangan tertulisnya yang dikutip detikINET, Jumat (22/5/2009).
Optimisme ESET pun kian membumbung setelah pada Mei 2009, lembaga analis Gartner memasukkan perusahaan yang berkantor pusat di Brastilava, Slovakia itu ke dalam 'Magic Quadrant untuk Endpoint Protection Platforms'.
"Kami melihat dengan disertakannya ESET dalam Magic Quadrant sebagai bentuk validasi atas peningkatan sales dan kualitas teknologi yang pesat. Dengan 667% peningkatan revenue selama tiga tahun terakhir, ESET Worldwide akan terus meningkatkan market share dan berkomitmen tinggi untuk selalu memimpin perkembangan teknologi antivirus untuk ancaman berbasis serangan web.," kata Anton Zajac, CEO ESET LLC.
Menurut Gartner, ancaman yang meroket saat ini berbasis web atau memakai web sebagai metode distribusi dan command-and-control channel. Juga bersifat multistage, yang artinya akan ada serangan bertubi setelah infeksi awal, tergantung dari motivasi penyerang dan profil sang korban. Serangan Trojan dengan trik memicu pemakai komputer untuk mengunduh dan mengaktifkan file-file tipuan akan meningkat terus sepanjang 2009.
sumber : detikINET.com
Chrissie Maryanto, Marketing Director ESET Indonesia yakin dengan dukungan yang kuat dari sisi teknologi, ESET akan memperluas pasar anti virus yang sudah ada.
Teknologi yang diandalkan ESET adalah ThreatSense Technology berbasis Advanced Heurictics, yang diklaim berbeda dengan produk anti virus lainnya karena tidak lagi mengandalkan Signature Library.
"Sehingga dapat mendeteksi jenis ancaman baru secara proaktif," imbuh Yudhi Kukuh, Technical Security Consultant ESET Indonesia dalam keterangan tertulisnya yang dikutip detikINET, Jumat (22/5/2009).
Optimisme ESET pun kian membumbung setelah pada Mei 2009, lembaga analis Gartner memasukkan perusahaan yang berkantor pusat di Brastilava, Slovakia itu ke dalam 'Magic Quadrant untuk Endpoint Protection Platforms'.
"Kami melihat dengan disertakannya ESET dalam Magic Quadrant sebagai bentuk validasi atas peningkatan sales dan kualitas teknologi yang pesat. Dengan 667% peningkatan revenue selama tiga tahun terakhir, ESET Worldwide akan terus meningkatkan market share dan berkomitmen tinggi untuk selalu memimpin perkembangan teknologi antivirus untuk ancaman berbasis serangan web.," kata Anton Zajac, CEO ESET LLC.
Menurut Gartner, ancaman yang meroket saat ini berbasis web atau memakai web sebagai metode distribusi dan command-and-control channel. Juga bersifat multistage, yang artinya akan ada serangan bertubi setelah infeksi awal, tergantung dari motivasi penyerang dan profil sang korban. Serangan Trojan dengan trik memicu pemakai komputer untuk mengunduh dan mengaktifkan file-file tipuan akan meningkat terus sepanjang 2009.
sumber : detikINET.com
Kategori:
Info Virus
Posting Komentar